Wilujeng Sumping di blog Bungbulang, Kampung anu di Pikasono ku Baraya Salembur .

Ucapan terimaksih kepada kerabat, sahabat, dan seluruh warga bungbulang pada umumnya, blog sederhana ini akhirnya bisa tampil dan di publikasikan berkat keinginan dan dorongan dari teman-teman semuanya.
blog ini tempat berkumpul "baraya salembur"... saya yakin banyak warga bungbulang yang berada diluar kota, blog ini hadir sekedar untuk melepas rasa rindu pada kampung halam kita yang tercinta.
WILUJENG SUMPING KA SADAYA BARAYA TI LEMBUR DIBLOG BUNGBULANG

Watek Urang Sunda


Sunda berasal dari kata Su = Bagus/ Baik, segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan, orang Sunda diyakini memiliki etos/ watak/ karakter Kasundaan sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Watak / karakter Sunda yang dimaksud adalah cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan pinter (pandai/ cerdas) yang sudah dijalankan sejak jaman Salaka Nagara sampai ke Pakuan Pajajaran, telah membawa kemakmuran dan kesejahteraan lebih dari 1000 tahun.
Sunda merupakan kebudayaan masyarakat yang tinggal di wilayah barat pulau Jawa namun dengan berjalannya waktu telah tersebar ke berbagai penjuru dunia. Sebagai suatu suku, bangsa Sunda merupakan cikal bakal berdirinya peradaban di Nusantara, di mulai dengan berdirinya kerajaan tertua di Indonesia, yakni Kerajaan Salakanagara dan Tarumanegara. Bahkan menurut Stephen Openheimer dalam bukunya berjudul Sundaland, Tatar Sunda/ Paparan Sunda (Sundaland) merupakan pusat peradaban di dunia. Sejak dari awal hingga kini, budaya Sunda terbentuk sebagai satu budaya luhur di Indonesia. Namun, modernisasi dan masuknya budaya luar lambat laun mengikis keluhuran budaya Sunda, yang membentuk etos dan watak manusia Sunda.
Makna kata Sunda sangat luhur, yakni cahaya, cemerlang, putih, atau bersih. Makna kata Sunda itu tidak hanya ditampilkan dalam penampilan, tapi juga didalami dalam hati. Karena itu, orang Sunda yang 'nyunda' perlu memiliki hati yang luhur pula. Itulah yang perlu dipahami bila mencintai, sekaligus bangga terhadap budaya Sunda yang dimilikinya.
Setiap bangsa memiliki etos, kultur, dan budaya yang berbeda. Namun tidaklah heran jika ada bangsa yang berhasrat menanamkan etos budayanya kepada bangsa lain. Karena beranggapan, bahwa etos dan kultur budaya memiliki kelebihan. Kecenderungan ini terlihat pada etos dan kultur budaya bangsa kita, karena dalam beberapa dekade telah terimbas oleh budaya bangsa lain. Arus modernisasi menggempur budaya nasional yang menjadi jati diri bangsa. Budaya nasional kini terlihat sangat kuno, bahkan ada generasi muda yang malu mempelajarinya. Kemampuan menguasai kesenian tradisional dianggap tak bermanfaat. Rasa bangsa kian terkikis, karena budaya bangsa lain lebih terlihat menyilaukan. Kondisi memprihatinkan ini juga terjadi pada budaya Sunda, sehingga orang Sunda kehilangan jati dirinya. 
Untuk menghadapi keterpurukan kebudayaan Sunda, ada baiknya kita melangkah ke belakang dulu. Mempelajari, dan mengumpulkan pasir mutiara yang berserakan selama ini. Banyak petuah bijak dan khazanah ucapan nenek moyang jadi berkarat, akibat tidak pernah tersentuh pemiliknya. Hal ini disebabkan keengganan untuk mempelajari dengan seksama, bahkan mereka beranggapan ketinggalan zaman. Bila dipelajari, sebenarnya pancaran etika moral Sunda memiliki khazanah hikmah yang luar biasa. Hal itu terproyeksikan lewat tradisinya. Karena itu, marilah kita kenali kembali, dan menguak beberapa butir peninggalan nenek moyang Sunda yang hampir.
Ada beberapa etos atau watak dalam budaya Sunda tentang satu jalan menuju keutamaan hidup. Selain itu, etos dan watak Sunda juga dapat menjadi bekal keselamatan dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Etos dan watak Sunda itu ada lima, yakni cageur, bageur, bener, singer, dan pinter yang sudah lahir sekitar jaman Salakanagara dan Tarumanagara. Ada bentuk lain ucapan sesepuh Sunda yang lahir pada abad tersebut. Lima kata itu diyakini mampu menghadapi keterpurukan akibat penjajahan pada zaman itu. Coba kita resapi pelita kehidupan lewat lima kata itu. Semua ini sebagai dasar utama urang Sunda yang hidupnya harus 'nyunda', termasuk para pemimpin bangsa.
Cara meresapinya dengan memahami artinya. Cageur, yakni harus sehat jasmani dan rohani, sehat berpikir, sehat berpendapat, sehat lahir dan batin, sehat moral, sehat berbuat dan bertindak, sehat berprasangka atau menjauhkan sifat suudzonisme. Bageur yaitu baik hati, sayang kepada sesama, banyak memberi pendapat dan kaidah moril terpuji ataupun materi, tidak pelit, tidak emosional, baik hati, penolong dan ikhlas menjalankan serta mengamalkan, bukan hanya dibaca atau diucapkan saja. Bener yaitu tidak bohong, tidak asal-asalan dalam mengerjakan tugas pekerjaan, amanah, lurus menjalankan agama, benar dalam memimpin, berdagang, tidak memalsu atau mengurangi timbangan, dan tidak merusak alam. Singer, yaitu penuh mawas diri bukan was-was, mengerti pada setiap tugas, mendahulukan orang lain sebelum pribadi, pandai menghargai pendapat yang lain, penuh kasih sayang, tidak cepat marah jika dikritik tetapi diresapi makna esensinya. Pinter, yaitu pandai ilmu dunia dan akhirat, mengerti ilmu agama sampai ke dasarnya, luas jangkauan ilmu dunia dan akhirat walau berbeda keyakinan, pandai menyesuaikan diri dengan sesama, pandai mengemukakan dan membereskan masalah pelik dengan bijaksana, dan tidak merasa pintar sendiri sambil menyudutkan orang lain.
Sumber: Bapak Eman Sulaeman, Yayasan Hanjuang Bodas, Bogor.

Seni Tari Jaipong Kebudayaan dari sunda


Jaipong mangrupakeun salah sahiji seni tari sunda anu terkenal, lain di jawa barat wae terkenalnateh tapi geus ka tingkat nasional bahkan loba wisatawan manca negara anu resep kana tari jaipong. tatar sunda anu terkenal ku budaya jeung seni sarta karamahan masyarakatna ngajadikeun wibawa pikeun urang salaku masayarakt sunda.

Seni Tari Jaipong Kebudayaan dari sunda

Jaipongan merupakan salah satu bentuk kesenian, khususnya Seni Tari yang merupakan hasil revitalisasi kreasi baru. Jaipongan pada intinya diambil dari Tari Ketuk Tilu dan Bajidor telah ada lebih awal. 
Jaipongan adalah sebuah genre seni tari yang lahir dari kreativitas seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira. Perhatiannya pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari beberapa kesenian di atas cukup memiliki inspirasi untuk mengembangkan tari atau kesenian yang kini dikenal dengan nama Jaipongan.
Sebelum bentuk seni pertunjukan ini muncul, ada beberapa pengaruh yang melatarbelakangi bentuk tari pergaulan ini. Di Jawa Barat misalnya, tari pergaulan merupakan pengaruh dari Ball Room, yang biasanya dalam pertunjukan tari-tari pergaulan tak lepas dari keberadaan ronggeng dan pamogoran. Ronggeng dalam tari pergaulan tidak lagi berfungsi untuk kegiatan upacara, tetapi untuk hiburan atau cara gaul. Keberadaan ronggeng dalam seni pertunjukan memiliki daya tarik yang mengundang simpati kaum pamogoran. Misalnya pada tari Ketuk Tilu yang begitu dikenal oleh masyarakat Sunda, diperkirakan kesenian ini populer sekitar tahun 1916. Sebagai seni pertunjukan rakyat, kesenian ini hanya didukung oleh unsur-unsur sederhana, seperti waditra yang meliputi rebab, kendang, dua buah kulanter, tiga buah ketuk, dan gong. Demikian pula dengan gerak-gerak tarinya yang tidak memiliki pola gerak yang baku, kostum penari yang sederhana sebagai cerminan kerakyatan.

Seni Tari Jaipong Kebudayaan dari sunda saat sering di pentaskan dalam acara-acara besar pemerintahan,

Calung alat musik sunda

Calung merupakan salah satu alat musik sunda, jenis alat musik ini merupakan jenis alat musik pukul. pengertian kata calung menurut bahasa sunda adalah tatabeuhan.
Bahan utama pembuatan alat musik calung adalah bambu, tetntu tidak sembarang bambu bisa di jadikan bahan untuk pembuatan calung, bambu yang dugunakan bambu pilihan yang bisa mengelurakan suara atau bunyi yang bagus, bambu ini berjenis bamabu wulung atau awi hideung.
Alat musik calung ini berbentuk deretan bambu bernada yang disatukan dengan sebilah  bambu kecil paniir.
Jika ditinjau dari hasil karya seni, kata “calung” memiliki dua arti, yaitu sebagai alat karawitan (waditra) dan sebagai Seni Pertunjukan.
Calung biasa dimainkan oleh masayarakat sunda sebagai seni pertunjukan atau perkumpulan yang membentuk masyarakat menjadi dinamis dan harmosnis, "biasanamah sok ngariung mun aya tatabeuhan calung teh bari ngopi baren baraya salembur"

duka teuing tah barudak jaman kiwari arapaleun teu kana calung???? piraku deui nya pan calung teh tenarna moal aya bandingna kur aya di sunda. tah urang sunda mah beunghar kuseni jeng budaya.

Calung is one of Sundanese musical instrument, kind of musical instrument is a type of percussion instruments. sense of the word calung according sundanese is tatabeuhan.

Budaya Sunda

Sunda merupakan kebudayaan masyarakat yang tinggal di pulau jawa bagian barat, kata sunda sendiri berasal dari kata Su = Bagus/ Baik, segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan, orang Sunda diyakini memiliki etos/ watak/ karakter Kasundaan sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Watak / karakter Sunda yang dimaksud adalah cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan pinter (pandai/ cerdas) yang sudah dijalankan sejak jaman Salaka Nagara sampai ke Pakuan Pajajaran, telah membawa kemakmuran dan kesejahteraan lebih dari 1000 tahun. 
Bangsa Sunda merupakan cikal bakal berdirinya peradaban di Nusantara, di mulai dengan berdirinya kerajaan tertua di Indonesia, yakni Kerajaan Salakanagara dan Tarumanegara. Bahkan menurut Stephen Openheimer dalam bukunya berjudul Sundaland, Tatar Sunda/ Paparan Sunda (Sundaland) merupakan pusat peradaban di dunia. Sejak dari awal hingga kini, budaya Sunda terbentuk sebagai satu budaya luhur di Indonesia. Namun, modernisasi dan masuknya budaya luar lambat laun mengikis keluhuran budaya Sunda, yang membentuk etos dan watak manusia Sunda.
Makna kata Sunda sangat luhur, yakni cahaya, cemerlang, putih, atau bersih. Makna kata Sunda itu tidak hanya ditampilkan dalam penampilan, tapi juga didalami dalam hati. Karena itu, orang Sunda yang 'nyunda' perlu memiliki hati yang luhur pula. Itulah yang perlu dipahami bila mencintai, sekaligus bangga terhadap budaya Sunda yang dimilikinya.
sumber http://www.kasundaan.org

Opak Bungbulang Kakoncara

Opak salah satu makan khas sunda, banyak jenis opak yang di buat oleh orang sunda, tapi opak bungbulang memiliki keistimewaan yang berbeda dengan daerah lainnya, keitimewaan opak bungbulang ini terletak pada rasa, cara pembuatannya dan bentuknya yang lebih menarik dibanding opak dari daerah lainnya. saat ini pemasaran opak bungbulang sudah mulai memasuki wilayah propinsi, bahkan saya pernah lihat disalah satu toko online kuliner yang menjual OPAK BUNGBULANG, hal ini menunjukan bahwa opak bungbulang memiliki keistimewaan yang luar biasa.

salah satu situs sunda daluang.com pernah mengutip tentang opak bungbulang berikut kutipan daluang.com
Seperti umumnya opak, opak Bungbulang terbuat dari bahan beras ketan. Ketan untuk bahannya harus berkualitas baik. Setelah dicuci (diisikan), ketak dimasak setengah matang (digigihan) dengan kadar air yang tidak terlalu banyak. Tujuannya agar tanakannya tidak jadi lembek. Ketan itu kemudian dimasak hingga menjadi nasi.
Setelah jadi nasi, bahan opak ini ditumbuk di jubleg dengan alu yang ujungnya dililit tambang erpin agar adonan ketan tidak melekat. Dalam proses penumbukan ini, adonan ketan dibubuhi garam secukupnya dan saripati kelapa. Saripati kelapa itu sebelumanya harus dimasak sampai mendidih dan mengental.
Adonan yang sudah jadi disebut jengél. Adonan kemudian dibentuk menjadi gelondongan kecil, lalu dipotong-potong dalam ukuran tertentu. Potongan itulah yang kemudian dibentuk menjadi opak dan digepeng-bulatkan dengan selobong bambu yang terbungkus plastik. Opak mentah itu kemudian dijemur dengan alas tikar gebang atau ayakan sampai kering. Opak mentah kering ini disebut babanggi.
Babanggi kemudian ditusuk dengan kawat dan dibakar di perapian. Cara membakarnya persis membakar sate yang harus dibolak-balik agar opak terbakar secara merata. Opak dianggap telah masak jika sudah terlihat menguning dan mengembang.

Kacapi Suling

Salah satu kesenian asli urang sunda.. made in sundanese.... kudu bangga atuh urang boga seni anu luar biasa... ulah salah kacapi suling teh geus kakoncara ka luar negri og, malah geus loba bangsa luar/asing anu ges bisa ngamaenkeun kacapi suling,, majar pokna ceuk bangsa deungeunteh kieu "kacapi suling beautiful sundanense music from indonesi".. malah geus aya situs website na.. coba diklik http://sabilulungan.org teuing naon anu di aromongkeunna da kuring teu ngarti kana bahasana.. hehehe.. tah kanu palinteur bahasa asing cing cobaan kilik naon anu di obrilkeun nateh....
bahkan di luarnegri  ada sanggar khusus untuk kesenian kacapi suling, bangsa kita bangsa yang paling kaya dengan seni dan kebudayaan,, 

a glimpse of distilled kacapi suling
Kacapi suling is a form of Sundanese music from West Java. It is essentially tembang Sunda minus vocals, and also at interludes between songs at a typical Tembang Sunda performance. The higher pitched kacapi rincik, the lower pitched kacapi indung and the suling flute are the instruments used for kacapi suling. Kacapi suling has instrumental pieces performed in two different scales; the first four in laras pelog convey a light mood, the last four, in laras sorog are more slow and grave. The change to laras sorog usually takes place at midnight and lasts til sunrise.

Hadro Bungbulang


Hadro salah satu kesenian tradisional kembanggan masyarakat bungbulang pada umumnya, Desa Bojong Kec Bungbulang adalah salah satu Desa yang mengembangkan kesenian Hadro ini.
HADRO adalah jenis kesenian perpaduan antara budaya Parahyangan dengan budaya Parsi atau Arab. Seni ini diperkenalkan oleh Kyai Haji Sura dan Kyai Haji Achmad Sayuti yang berasal dari Kampung Tanjung Singuru Samarang Kabupaten Garut sekitar tahun 1917. kehadirannya tentu saja mendapat sambutan hangat dari masyarakat Desa Bojong. Maka tidak heran apabila perkembangannya sungguh sangat menggembirakan. 
kesenian ini memiliki ciri khas baik dari segi musik, tari dan lirik, semuanya menggambarkan kepatriotan para pejuang muslim, 
Hadro biasa di pentaskan di acara-acar hari besar islam seperti pada hari besar maulud dsb.
sebagai orang bungbulang saya merasa bangga memiliki kesenian yang luhur.


Pamulangan

Jiganamah carita kolot baheula aya benerna og, ceunah bungbulangteh pamulangan, eta pribahasa teh bener pisan keur urang bungbulang anu aya di pangumaraan, sok karasa sono kabungbulangteh mun keur aya dilembur baturmah hehe.... komo deui keur urang bungbulang anu aya di luar negara tada teuing sonona ka kampung bungbulang, sok sanajan kasebutna kampung, jalanna rada apal merennya jiga kumaha hehehe tapi tetep weh di pika sono,

Negeriku Kampung Halamanku

 

Kupijakkan sepasang kakiku di sebuah tempat

Tempat terindah yang pernah ku diami
Negeri indah bertabur kehijauan zamrud nan berkilau
Gunung-gunung gagah nan kokoh memilar cakrawala
Lautan biru yang banyak menyimpan harta kehidupan
dan pantai pasir putih berkilauan cahaya permata
Inilah…
Aku telah sampai
Kampung halamanku yang selalu dibanggakan orang
Yang selalu ingin diperebutkan ketamakan karena keindahannya
Sejuk udara dingin melalui pegunungan
Bukit, lembah, bahkan puncak sudah mereka lewati
Kehangatan penyambutan lautan pada pantai
Mengajak berbagai bangsa dari negeri lainnya untuk datang
Juga air segar yang mengalir melalui celah-celah bumi memancar menghujani ke penjuru negeri ini
Indahnya hati bilamana menyatukan mereka
Tapi sebusuknya hati bilamana merusak mereka!
Melihat binatang dan pepohonan selalu tersenyum dan menyapa diriku dengan kelembutan
Indahnya hati bilamana mencoba melindungi mereka
Anak kerbau berkata pada sebulir padi,
“Apa yang bisa kulakukan untuk kehidupan?”
Sang biji padi menjawab,
“Gemburkan tanah dan bawa aku ke sana!”
“Hanya itu saja?”,
tanya sang kerbau
Sang biji padi pun tersenyum padanya
Hamparan dataran rendah luas bak permadani
Hijau ada, dan menguning emas pun ada
Tegalan ladang berbalkon-balkon menyimpan berpucuk biji-biji emas dan berakar sumber kehidupan
Tidak sia-sia hasil peluh penduduk desa
Negeri ini adalah negeriku
Kampung halamanku
Yang keindahannya masih terlihat
Meminta kami untuk melindungi mereka
kampung ku…..
Bungbulang yang akan selalu Kurinduuuuu

BUNGBULANG

Blog bungbulang ini belum memiliki banyak content untuk ditampilkan, untuk sementar blog ini konsentrasi pada pengembangan desain agar lebih menarik perhatian orang banyak "kanggo baraya salembur anu gaduh kabar berita bungbulang mangga kirim bae content anu menarik kanggo posting blog ieu.. bade kusaha deui atuh bungbubulang teh di mumulena salinati ku pala putra/putri daerahna..." seperti kita ketahui bungbulang memiliki banyak potensi yang terpendam, mulai dari hasil pertanian, pertambangan dan masih banyak kekayaan alam lainnya,

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More